Jangan Iri dengan Orang Lain
Di sebuah desa kecil nan asri, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Adi dikenal sebagai pemuda yang rajin dan pekerja keras. Namun, di balik senyumnya yang ramah, tersimpan sebuah rasa iri yang mendalam. Adi selalu membandingkan dirinya dengan teman sebayanya, terutama dengan Dani, anak kepala desa yang kaya raya.
Dani memiliki segalanya: rumah mewah, mobil bagus, dan
selalu mengenakan pakaian bermerek. Setiap kali melihat Dani, hati Adi terasa
sakit. "Kenapa aku tidak seberuntung Dani?" gumamnya dalam hati. Rasa
iri itu semakin membesar hingga membuat Adi lupa akan nikmat yang telah ia
miliki.
Suatu hari, Adi mendengar kabar bahwa Dani jatuh
sakit. Penyakitnya cukup serius dan harus menjalani perawatan di kota.
Mendengar kabar itu, hati Adi merasa tidak enak. Ia merasa bersalah karena
selama ini selalu iri pada Dani. Adi pun memutuskan untuk menjenguk Dani di
rumah sakit.
Saat bertemu Dani, Adi melihat sahabatnya itu terlihat
sangat kurus dan pucat. Dani menceritakan betapa sakitnya ia selama ini.
"Aku baru sadar, Adi," kata Dani lirih. "Semua harta benda yang
kumiliki tidak ada artinya jika aku tidak memiliki kesehatan. Aku iri padamu
yang selalu sehat dan kuat."
Mendengar perkataan Dani, Adi tersadar. Selama ini ia
hanya melihat kehidupan orang lain dari luarnya saja. Ia tidak tahu perjuangan
dan penderitaan yang dialami oleh orang lain. Sejak saat itu, Adi berjanji pada
dirinya sendiri untuk tidak lagi iri pada orang lain. Ia akan lebih mensyukuri
apa yang telah ia miliki dan akan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih
baik.
Beberapa tahun kemudian, Adi berhasil membangun usaha
kecil-kecilan. Usahanya berkembang pesat dan membuatnya menjadi orang yang sukses.
Namun, Adi tidak pernah lupa akan pelajaran berharga yang pernah ia dapatkan.
Ia selalu ingat untuk bersyukur dan tidak pernah membandingkan dirinya dengan
orang lain.
Pesan Moral
Dari cerita Adi, kita bisa belajar bahwa iri hati tidak akan membawa kita pada kebahagiaan. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Yang terpenting adalah kita terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan.